Jumat, 22 November 2019

Viral Uninstall Go-Jek Tak Semua Netizen Setuju Hapus Apps

"Viral Uninstall Go-Jek, Tidak Semua Netizen Setuju Hapus Apps , Jakarta - Berisik rendah netizen terkait aplikasi pemesanan service transportasi online Go-Jek, dengan gerakan tagar #UninstallGojek sejak akhir minggu lalu sampai saat ini masih kencang. Bisa dibuktikan sampai sekarang di linimasa Twitter tercantum 11.400 orang lebih memberikan komentar dengan hashtag itu. Telah didapati, banyaknya netizen yang menjelaskan uninstall aplikasi Go-Jek ada mulai Jumat minggu lalu memberikan tanggapan pernyataan dari petinggi perusahaan aplikasi pemasok service service transportasi online itu, Brata Santosa. Dalam postingannya di akun Facebook pada Kamis malam, 11 Oktober 2018 lalu, Brata menjelaskan bila Go-Jek terbuka akan perbedaan, salah satunya adalah pada barisan Lesbian, Gays, Biseks, dan Transgender atau LGBT. Go-Jek, kata Brata, memiliki lebih dari 30 pegawai yang pro LGBT. Brata menyampaikan di status Facebook-nya dalam bahasa Inggris, bila ia mengaku betul-betul senang dan terhormat menyampaikan kampanye internal Go-Jek yang terima perbedaan dengan mengimplementasikan kebijakan nondiskriminasi. Go-Jek is taking diversity and inclusion matter to the next level by the adoption of non-discrimination policy towards the underrepresented group ie LGCT despite of being and Indonesian company, seperti diambil dari status Facebook-nya. Screenshoot status Facebook itu yang seterusnya menyebar dengan viral di media sosial, tidak terkecuali Twitter. Netizen yang tidak setuju dengan LGBT lalu menjelaskan gerakan #UninstallGojek jadi bentuk penolakan. Tapi bila disaksikan, tidak semua cuitan dengan hashtag #UninstallGojek itu berisi ajakan agar tidak berlangganan aplikasi ojek online itu. Permasalahannya banyak juga netizen yang tidak mempermasalahkan sikap manajemen Go-Jek itu dan bertanya sikap netizen lainnya yang hanya ikut-ikutan dengan anti LGBT dan tidak memperhatikan dampak jika gerakan itu benar-benar ditangani pada nasib pengemudi ojek. Netizen Fellix Alfrido, misalnya. Netizen dengan akun Twitter @HabakukFellix itu bertanya sikap netizen yang benar-benar meng-uninstall aplikasi Go-Jek, apa sudah pikirkan berapakah banyak pengemudi yang akan kehilangan kerjaannya dan nafkah pencahariannya. For you who #UninstallGojek, have you think how many drivers will loss their job, loss much amount of money for their meal, for their family needs, have you think about it again? Don't let religious things take over your logic, kata Fellix pada 7 jam lalu, pada Senin, 15 Oktober 2018. Ada juga Maria Arlene yang menjelaskan agar netizen tidak berhenti meng-uninstall aplikasi Gojek karena terdapat beberapa aplikasi dan beberapa produk yang dibikin oleh perusahaan yang pro LGBT. Jangan cuma #uninstallgojek, uninstall google, youtube, facebook, sama instagram. Jika ke mal jauh2 dari burger king sama McD ya. Haagen dazs sih kamu belom tentu bisa beli kelihatannya. Oya telah saksikan venom? Oh jelas tidak dapat, itu produksinya Marvel, papar Maria seperti diambil dari cuitannya di Twitter dengan akun @arlenelands, satu jam waktu itu, Senin, 15 Oktober 2018. Menanggapi viralnya tagar itu, pihak Go-Jek Indonesia memberikan klarifikasi lewat akun resmi Twitter @gojekindonesia. Dalam cuitannya, Go-Jek menjelaskan dukung tinggi keberagaman yang membuat persatuan dan kesesuaian, searah dengan nilai-nilai dan budaya Indonesia, yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Go-Jek dalam pengakuannya menghargai keberagaman. Kami meyakini bila ide dan kreativitas, jadi kunci untuk melahirkan peningkatan bermanfaat bikin masyarakat, ialah buah hasil kerja sama beberapa latar pendidikan, budaya, dan keyakinan, katanya dalam cuitannya, Jumat, 12 Oktober 2018. Terkait status yang diunggah oleh Brata Santoso, Gojek mengklarifikasi bila unggah itu bukankah pernyataan dari Go-Jek Indonesia. Unggah Brata ialah intepretasi pribadinya pada diantaranya acara internal dengan tema keberagaman. "" "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar